Sabtu, 14 Maret 2009

Capello
London, Prestasi klub-klub Italia di Liga Champions tahun ini hancur lebur dengan tidak ada satupun yang melewati babak perdelapanfinal. Sementara tim-tim Inggris berjaya di mana empat wakil mereka masih bertahan.

Sebagai orang Italia yang kini menjadi manajer timnas Inggris, Fabio Capello adalah seseorang yang punya kompetensi lebih dari cukup untuk memberikan penilaian tentang keadaan sepakbola di dua negara yang dianggap sebagai dua yang teratas di dunia itu.

"Tim-tim Inggris lebih terbiasa untuk bermain dengan fisik. Dalam hal ini, tim kami (Italia) jelas kurang dibanding klub-klub Inggris," Capello mulai membandingkan seperti dituturkannya kepada RAI yang dikutip Reuters.

"Ada masalah lain. Ada sangat banyak gangguan di Liga Italia dan ada sangat sering trik seperti menjatuhkan diri ke lapangan yang membuahkan hasil," lanjut pria berumur 62 tahun lalu itu.

"Wasit, dalam hal ini, seharusnya lebih membiarkan pertandingan mengalir. Ini adalah persoalan lain dibandingkan sepakbola Inggris di mana ritmenya lebih cepat dan lebih mengalir," ujar Capello.

Capello juga tak lupa menyoroti buruknya infrastruktur sepakbola di Italia. Eks arsitek AC Milan, AS Roma dan Real Madrid itu menilai setelah Italia gagal menjadi tuan rumah Piala Eropa 2012, mereka harus berusaha keras untuk menjadi host Euro 2016 karena itu akan banyak membantu sepakbola negeri Pizza.

"Stadion-stadion di sana sangat tua dan tidak nyaman. Ini adalah peluang untuk memperbaiki, tetapi dibutuhkan niatan sungguh-sungguh untuk melakukannya," kata Capello.

Yang terakhir, Capello mengkritik ketidaktegasan otoritas sepakbola Italia terhadap para fans yang bertindak anarkis. "Mereka bilang katanya tidak ada lagi spanduk (ofensif) dan kembang api di stadion. Namun tetap saja (itu belum dilarang)," geramnya. (kilasberita.com/asd/dtc)